Salam Sejahtera Agan-Agan yang ganteng dan cantik ini...
Oke di Wonosobo masih banyak banget gan wisata yang bisa di kunjungin. Salah satunya ya ini gan Telaga Warna. Telaga yang mempunyai 2 warna ini keren banget gan buat hunting bareng keluarga, teman, ataupun pacar hehe. Lokasi nya masih di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
CARA MENUJU KESANA...
Seperti biasa agan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau memakai kendaraan umum dari terminal "Stasiun Wonosobo" dengan tarif Rp.10.000 - Rp.15.000, tetapi ketika agan sampai di pertigaan Dieng agan harus melanjutkan perjalanan dengan ojek sekitar yang tarifnya bisa di diskusikan hehe.
HTM masuk ke sana Rp.10.000 gan. Tersedia tempat parkir juga gan Rp.1.000 untuk sepeda motor dan Rp.2.000 untuk mobil agan. Suasana asyik gan di sana. Banyak yang jual souvenir, makanan, serta kesenian-kesenian gan.
SEJARAH TERBENTUKNYA TELAGA WARNA
Alkisah, hidup seorang ratu yang terkenal di samudra luas
sebagai penguasanya. Sang Ratu memiliki seorang putrid yang cantik telah tumbuh
dewasa. Saat itu kecantikan sangat terkenal hingga suatu saat datanglah dua
orang Kesatria muda berparas tampan yang bermaksud meminang Sang Ratu untuk
dijadikan istri.
Pada saat itu, Ratu menjadi sangat bingung. Ia harus memilih salah satu di antara dua Ksatria tampan untuk dipilih menjadi menantunya. Di akhir kebingungannya, muncullah ide Sang Ratu untuk mengadakan sayembara membuat telaga. Siapa yang lebih cepat membuat telaganya, dialah yang boleh mempersunting puterinya.
Pada waktu yang telah ditentukan, dua kesatria tampan itu berlomba membuat telaga. Ternyata Kesatria pertama lebih sepat dalam membuat telaga Menjer dari pada Kesatria kedua yang membuat telaga pengilon. Oleh karena itu, kesatria pertama pun dinyatakan sebagai pemenang dan berhak menyunting puteri Ratu sebagai istrinya.
Waktu berjalan dan belum berselang dua hari mereka menikah, Ratu disertai puterinya berwisata ke Dieng. Saat mereka tiba di kawasan yang sekarang menjadi Cagar Alam serta menikmati keindahan panorama dan kemilaunya telaga Pengilon, maka saat pandangan Sang Ratu tertuju ke telaga Pengilon, ia begitu terkesan dan serta merta mencari informasi siapa gerangan pembuat telaga ini. Seperti diceritakan, pembuat tidak lain adalah kesatria kedua yang kalah dalam perlombaan.
Tak lama kemudian, Sang Ratu memanggil pengawalnya dan memerintahkan untuk menghadirkan menantunya, si Kesatria pertama, ke hadapannya. Begitu menantunya datang menghadap, Sang Ratu langsung bersabda: “Kamu saya batalkan menjadi menantu, dan kamu saya kutuk menjadi naga untuk menjaga samudra”. Kemudian posisi kesatria pertama sebagai menantu pun digantikan oleh kesatria yang kalah dalam lomba.
Mengapa Sang Ratu tidak teguh pendirian lalu berubah pikiran? Alkisah , saat menikmati indahnya telaga Pengilon, Sang Ratu dasn puterinya sangat terkesan. Dalam hati mereka membandingkan dengan telaga Menjer buatan kesatria pertama yang biarpun waktu pembuatannya lebih cepat, namun buatanya kasar. Airnya beriak/bergelombang. Ini menandakan bahwa sifat pembuatnya kurang baik. Sebaliknya, telaga Pengilon buatan kesatria kedua airnya jernih, berkilau-kilau, tenang, penuh kedamaian dan semua ini menandakan bahwa kesatria kedua pembuat telaga Pengilon ini memiliki sifat dan hati yang baik.
Karena sangat terkesan, lalu Sang Ratu dan puterinya pun mandi. Mereka menyangkutkan pakaiannya di pepohonan. Di tengah-tengah kesyikan mereka berkecimpung di dalam air yang sejuk, sekonyong-konyong datang angin kencang yang menerbangkan pakaian Sang Ratu dan putrinya yang berwarna-warni dsan terjatuh di bagian telaga yang lain. Sesaat air telaga itu berubah warnanya, lalu terciptalah telaga warna sebagai akibat jatuhnya pakaian Sang Ratu dan putrinya (“yang luntur”) ke dalam air telaga.
Pada saat itu, Ratu menjadi sangat bingung. Ia harus memilih salah satu di antara dua Ksatria tampan untuk dipilih menjadi menantunya. Di akhir kebingungannya, muncullah ide Sang Ratu untuk mengadakan sayembara membuat telaga. Siapa yang lebih cepat membuat telaganya, dialah yang boleh mempersunting puterinya.
Pada waktu yang telah ditentukan, dua kesatria tampan itu berlomba membuat telaga. Ternyata Kesatria pertama lebih sepat dalam membuat telaga Menjer dari pada Kesatria kedua yang membuat telaga pengilon. Oleh karena itu, kesatria pertama pun dinyatakan sebagai pemenang dan berhak menyunting puteri Ratu sebagai istrinya.
Waktu berjalan dan belum berselang dua hari mereka menikah, Ratu disertai puterinya berwisata ke Dieng. Saat mereka tiba di kawasan yang sekarang menjadi Cagar Alam serta menikmati keindahan panorama dan kemilaunya telaga Pengilon, maka saat pandangan Sang Ratu tertuju ke telaga Pengilon, ia begitu terkesan dan serta merta mencari informasi siapa gerangan pembuat telaga ini. Seperti diceritakan, pembuat tidak lain adalah kesatria kedua yang kalah dalam perlombaan.
Tak lama kemudian, Sang Ratu memanggil pengawalnya dan memerintahkan untuk menghadirkan menantunya, si Kesatria pertama, ke hadapannya. Begitu menantunya datang menghadap, Sang Ratu langsung bersabda: “Kamu saya batalkan menjadi menantu, dan kamu saya kutuk menjadi naga untuk menjaga samudra”. Kemudian posisi kesatria pertama sebagai menantu pun digantikan oleh kesatria yang kalah dalam lomba.
Mengapa Sang Ratu tidak teguh pendirian lalu berubah pikiran? Alkisah , saat menikmati indahnya telaga Pengilon, Sang Ratu dasn puterinya sangat terkesan. Dalam hati mereka membandingkan dengan telaga Menjer buatan kesatria pertama yang biarpun waktu pembuatannya lebih cepat, namun buatanya kasar. Airnya beriak/bergelombang. Ini menandakan bahwa sifat pembuatnya kurang baik. Sebaliknya, telaga Pengilon buatan kesatria kedua airnya jernih, berkilau-kilau, tenang, penuh kedamaian dan semua ini menandakan bahwa kesatria kedua pembuat telaga Pengilon ini memiliki sifat dan hati yang baik.
Karena sangat terkesan, lalu Sang Ratu dan puterinya pun mandi. Mereka menyangkutkan pakaiannya di pepohonan. Di tengah-tengah kesyikan mereka berkecimpung di dalam air yang sejuk, sekonyong-konyong datang angin kencang yang menerbangkan pakaian Sang Ratu dan putrinya yang berwarna-warni dsan terjatuh di bagian telaga yang lain. Sesaat air telaga itu berubah warnanya, lalu terciptalah telaga warna sebagai akibat jatuhnya pakaian Sang Ratu dan putrinya (“yang luntur”) ke dalam air telaga.
SUMBER :
http://legendadieng.blogspot.co.id/2014/02/legenda-telaga-warna-telaga-pengilon.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar