Selasa, 13 Maret 2018

Sedikit Cerita Desa wisata Ngringinan

Pada tanggal 10 Maret 2018 saya bersama teman satu angkatan D3 Kepariwisataan UGM mengadakan kuliah lapangan mengunjungi salah satu desa wisata di Bantul,  DIY yaitu desa wisata Ngringinan. Desa wisata Ngringinan sendiri belum begitu terkenal di Jogja karena desa wisata ini masih berkembang. Saya mendapat pengalaman menarik selama berkunjung kesana. Waktu pertana kami tiba di desa, banyak warga sekitat yang menyambut kedatangan kami dengan sangat hangat dan harmonis.  Senyum tulus keluar dari warga desa kepada setiap pendatang yang datang ke desa. 
Pertama kami di jelaskan terlebih dahulu oleh salah satu pengurus desa wisata Ngringinan yaitu Pak Kun mengenai seluk beluk desa wisata Ngringinan tersebut.  Setelah itu kami di arahkan untuk mengunjungi sebuah museum yaitu Museum Belanda. Museum tersebut menyimpan berbagai kenang kenangan atau peninggalan peninggalan jaman penjajahan belanda terutama di sekitar bantul.  Banyak koleksi benda, foto – foto yang menjelaskan tentang peristiwa masa lalu dan juga terdapat video dokumenter nya.  Hal yang sangat melegenda di desa wisata Ngringinan adalah Madumongso. Sebuah makanan dari ketan putih ini sangat melegenda dan menjadi komoditas utama produk dari desa wisata Ngringinan. Madumongso desa wisata ini memiliki ciri khas dan karakter yang kuat sehingga berbeda dengan Madumongso dari daerah yang lain. Jika wisatawan ingin mengetahui lebih lanjut tentang Madumongso maka mereka bisa mengikuti proses pembuatan Madumongso dari awal hingga selesai.
Beberapa paket yang bisa di ikuti wisatawan di desa wisata Ngringinan antata lain Membajak sawah, membatik,  membuat patung kayu dan lain sebagainya banyak yanh bisa di lakukan disana.
Terkahir, disana kami berkesempatan mengunjungi sebuah gereja yang mempunyai candi di kompleknya.  Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran ini di bangun dengan di prakarsai oleh dua orang belanda yaitu Joseph Smutzer dan Julius Smutzer pada tahun 1924. Gereja yang memiliki perpaduan arsitektur khas Eropa, Hindu, dan Jawa ini menyuguhkan suasana yang berbeda dari kebanyakan gereja seperti biasanya. Arsitektur khas eropa bisa di lihat dari patung -  patung khas Vatikan sedangkan budaya Hindu dan Jawanya bisa di lihat dari bentuk atap dari gereja yang sangat khas jawa, terdapat patung bunda maria dan yesusu yang menggunakan pakaian jawa. Disana terdapat sebuah candi yang di namai Candi Hati Kudus Yesus yanh didalam candi tersebut terdapat patung Yesus dengan menggunakan pakain jawa. Biasa para jemaat setelah selesai dari gereja mereka akan melanjutkan berdoa di depan candi dengan mengambil air suci di sebelah candi lalu berdoa dan saat akan selesai mereka akan masuk dan berdoa tepat di depan patung yesus di dalam candi lalu mereka akan membawa air suci yang sudah di doakan kembali ke rumah.
Saya merekomendasikan kepada kawan -  kawan untuk mengunjungi desa wisata Ngringinan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar