Senin, 10 Oktober 2016

Museum Universitas Gadjah Mada


Salam hangat kepada agan - agan sekalian. Kembali lagi bersama ane yang gantengnta masih kalah dengan agan - agan yang lagi baca di blog saya hehe. Oke gan langsung saja kita akan membahas sedikit tentang museum UGM. Yak museum ugm berada di komplek Graha Sabha Pramana (GSP) sebagai gedung auditorium utama UGM atau sebagai simbol dari UGM sendiri. Di dalam museum UGM terdapat banyak hal - hal penting tentang masa lalu UGM. Mulai dari Meja kerja dan alat ketik Prof.Dr. Sardjito, foto - foto lawas UGM, konsep awal gedung UGM, deretan foto para pemimpin UGM (rektor), peran tokoh nasional seperti Ir. Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX, Drs.Moch Hatta dll, Sampai tempat tidur presiden Amerika Serikat Barrack Hussein Obama. Wah keren kan gan! mending agan - agan langsung cek TKP saja hehe.


CARA MENUJU KESANA...
Museum UGM beralamat di Bulaksumur, Blok D-6 & D-7, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tenang gan free entry untuk masuk ke museum hehe hanya perlu menuliskan data diri di buku daftar pengunjung. Museum ber operasi dari jam 09.00 - 16.00. Agan bisa pakai kendaraan agan sendiri bisa berupa roda 2 atau roda 4. Lewat pintu gerbang utama GSP arah utara dari bunderan UGM. Masuk agan akan di berikan karcis kuning dan karcis tersebut di pakai untuk keluar dari komplek GSP gan. Kalau hilang karcisnya, hanya tinggal perlihatkan STNK agan. Untuk transportasi umum, agan bisa naik trans jogja dari mana saja dan turun di Terminal/Pos Transjogja KOPMA UGM. Dari KOPMA agan hanya perlu berjalan sedikit ke arah timur menuju GSP dan langsung saja cocokan alamat di awal kalimat gan hehe.

SEJARAH MUSEUM
Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah universitas negeri tertua dan terbesar di Indonesia. Dalam sejarah pendiriannya, UGM tidak terlepas dari peran para tokoh  pejuang dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Berbagai tokoh pejuang perang kemerdekaan telah berjasa melahirkan Universitas Gadjah Mada. Maka tidak heran bila Universitas Gadjah Mada dikatakan sebagai Universitas perjuangan dan berkerakyatan. Di samping itu, UGM juga menjadi media transformatif dalam bidang keilmuan, kemasyarakatan, dan kebangsaan. Dengan peran yang dimiliki oleh UGM telah mendekatkan diri dengan masyarakat karena telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan. Dokumentasi yang melimpah tentang sumbangsih UGM baik dalam pengabdian masyarakat, pendidikan, dan penelitian perlu dikenalkan, dikelola, dan dibudidayakan supaya tetap terpelihara. Sehingga, masyarakat bisa mengenal lebih dekat lagi melalui rekam jejak UGM dan sumbangsihnya dari masa ke masa.

 Sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak terlepas dari peran para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Kiprah UGM dari berdiri hingga saat ini menjadi tongak sejarah dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian. UGM lahir tidak semata-mata untuk pendidikan dan pengajaran tetapi sebagai tongak kebangkitan pendidikan nasional. Lahirnya UGM pada tanggal 19 Desember 1949 sebagai salah satu bukti kebangkitan pendidikan nasional di Yogyakarta. Pasca agresi Militer Belanda ke-2, 19 Desember 1948, menyebabkan lumpuhnya Ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta. Dalam hal ini, gagasan lahirnya UGM sebagai universitas perjuangan, universitas nasional, universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Kebudayaan menjadi bagian yang integral dan fundamental dalam proses perjalanan bangsa. Sri Sultan HB IX berperan secara signifikan dalam pendidikan dengan membuka keraton sebagai tempat belajar dan mengajar yang selanjutnya menjadi cikal bakal lahirnya UGM. Perjalanan UGM dalam mengukir peradaban dan sumbangsihnya di bidang keilmuan, kebangsaan, pendidikan, pengabdian, dan penelitian sampai sejauh ini masih belum banyak dipahami oleh masyarakat dan kalangan civitas akademika UGM sendiri.

Realisasi berdirinya museum UGM menjadi harapan dan cita-cita bersama untuk mewujudkan semangat pengabdian dan dedikasi UGM untuk bangsa dan masyarakat. Museum UGM menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk mentransformasikan jati diri UGM sebagai universitas perjuangan, kebangsaan, kebudayaan, dan berdasarkan Pancasila. Pidato Soekarno pada pembukaan Gedung UGM di Bulaksumur Yogyakarta 19 Desember 1959 mengatakan bahwa Pantjasila adalah isi daripada Gadjah Mada, isi daripada Universitas ini, dan saja minta kepada semua mahaguru,pada lektor-lektor supaja Pantjasila,djiwa pantjasila itu, betul-betul dikobar-kobarkan,dihidup-hidupkan di dalam kalangan mahasiswa semua. Oleh karena itu, gagasan untuk melahirkan Museum UGM sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai karakter bangsa melalui museum sangat penting dilakukan. Mengingat keinginan masyarakat untuk melihat dan memahami lebih dekat tentang UGM. Berdasarkan pemikiran tersebut mendorong UGM untuk dapat menjawab mengapa UGM perlu mewujudkan Museum UGM sebagai jendela jati diri UGM yang berkelanjutan.

SUMBER SEJARAH DI KUTIP DARI http://ugm.ac.id/id/fasilitas/3639-museum.ugm 

Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX



Halo agan - agan semua lama tidak jumpa kita. Yak langsung saja kita akan membahas tentang Museum yang berada di dalam Kraton Yogyakarta. Ya Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Raja Yogyakarta yang ke 9 ini memang mempunyai andil yang besar dalam kemerdakaan Indonesia dahulu. Isi dari museum pun ada banyak yang di pamerkan. Agan akan melihat keterlibatan Sultan dalam kemerdekaan Indonesia, Kegiatan Sultan di Kraton, Sultan sebagai pejabat negara, Foto - foto Sultan ketika kecil hingga tua, Benda - benda Sultan, Seragam pramuka karena Sultan pernah menjadi Bapak Pramuka Indoensia, Seragam militer sultan, Meja kerja, Berbagai penghargaan terhadap sultan dan banyak lagi. Jadi, menurut ane mendingan agan - agan langsung saja cek ke museum hehe. HTM masuk kraton Rp.7000 dan untuk kartu ijin fotografi Rp.1000. Kraton beroperasi dari pukul 09.00 - 14.00 WIB.



CARA MENUJU KESANA...
Untuk menuju ke museum tidak susah gan. Agan bisa menggunakan kendaraan pribadi agan entah roda 2 atau roda 4. untuk transportasi umum? ini gan ada list nya :
Dari Terminal Giwangan
1. Naik bus engkle jurusan Jogja – Tempel (Rp.3000). Turun di perempatan Wirobrajan (jl HOS Cokroaminoto) kemudian menyeberang dan ganti dengan naik Bus ASPADA jalur 12 (Rp.2500) lalu turun di Perempata Kantor Pos. Kemudian menyeberang dan berjalan kurang lebih 50 m
2. Naik bus engkle jurusan Jogja – Tempel (Rp.3000). Turun di perempatan Wirobrajan (jl HOS Cokroaminoto) kemudian menyeberang dan ganti dengan naik Bus ASPADA/ DAMRI jalur 15 (Rp.2500) lalu turun di alun-alun Keraton.
3. Naik Bus ASPADA jalur 12 (Rp.2500) lalu turun di Perempata Kantor Pos. Kemudian menyeberang dan berjalan kurang lebih 50 m
4. Naik Bus DAMRI jalur 15 (Rp.2500) lalu turun di alun-alun Keraton.
5. Naik trans Joga dan turun di Halte Kantor Pos Besar (RP. 3000)
6. Taksi (sekitar Rp.50.000)
Dari Terminal Jombor
1. Naik bus engkle jurusan Jogja – Tempel (Rp.3000). Turun di perempatan Wirobrajan (jl HOS Cokroaminoto) kemudian ganti dengan naik Bus ASPADA jalur 12 (Rp.2500) lalu turun di Perempata Kantor Pos. Kemudian menyeberang dan berjalan kurang lebih 50 m .
2. Naik bus engkle jurusan Jogja – Tempel (Rp.3000). Turun di perempatan Wirobrajan (jl HOS Cokroaminoto) kemudian ganti dengan naik Bus ASPADA/DAMRI jalur 15 (Rp.2500) lalu turun di alun-alun Keraton.
3. Naik Ojek ongkosnya sekitar Rp20.000
4. Taksi, ongkos kurang lebih Rp. 40.000
5. Naik trans Joga dan turun di Halte Kantor Pos Besar (RP. 3000)
Dari Bandara Adicucipto
1. Naik Kereta Prameks (Rp.10.000) kemudian turun di stasiun Tugu. Dilanjutkan dengan naik k Naik trans Joga dan turun di Halte Kantor Pos Besar (RP. 3000) atau dengan Kemudian menyeberang dan berjalan kurang lebih 50 m atau naik becak (RP.10.000),atau andong (RP.20000) atau Jalan kaki kurang lebih 1,5 km
2. Naik Taksi (Rp.50.000)
3. Naik Ojek Rp. 30.000
Dari Stasiun Tugu
1. Caranya: keluar melalui pintu belakang, kemudian belok kiri atau jalan kaki ke arah Timur kurang lebih 50 m). Dilanjutkan dengan naik k Naik trans Joga dan turun di Halte Kantor Pos Besar (RP. 3000) lalu jalan kaki kurang lebih 100m
2. Keluar dari pintu depan atau belakang kemudian naik becak (RP.10.000),atau andong (RP.20000) atau Jalan kaki kurang lebih 1,5 km
3. Naik Taksi (Rp.20.000)
4. Naik andong (Rp. 30.000)
5. Naik Ojek Rp. 10.000
Dari Stasiun Lemnpuyangan
1. Naik Taksi (Rp.20.000)
2. Naik andong (Rp. 30.000-Rp.40.000)
3. Naik Ojek Rp. 15.000
4. Naik becak RP.20.000
sumber info transportasi umum http://www.yogyatrip.com/bagaimana-caranya-pergi-ke-kraton-yogyakarta/


SEJARAH MUSEUM
Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX di buat untuk menghormati dan mengenang Sultan ke IX sendiri karena beliau adalah salah satu Sultan yang sangat berjasa bagi Kraton, Kota Yogyakarta dan Bangsa Indonesia.